Wednesday, 16 July 2014

Telaga Ranjeng




Assalamu’alaikum
Apa kabar? Pastinya baik dong.. buktinya bisa baca postingan Hasbi =)







Kali ini Aku akan berbagi cerita waktu ke Telaga Ranjeng, Kabupaten Brebes untuk pertama kali. Saat itu hari Sabtu bulan Desember 2013, tepatnya pada saat-saat waktu luang di sekolah karena ujian semester sudah selesai.
                Saat itu sekitar jam 09.00 wib saya masih berada di sekolah. Aku, Hamzah, Tio, Imam, ke empat cowo kece ini ternyata punya pemikiran yang sama, yaitu BOSAAAANNN ga ada kerjaan di sekolah sementara siswa yang lain ada yang main musik, olah raga, dll. Sedangkan kami cuma duduk mainan HP yang satu SMS pun tak masuk ke HP kami =) .
 Akhirnya aku dan Tio memutuskan untuk pulang. Namun baru 100 meter keluar dari gerbang sekolah, aku berhenti dan Tio bertanya padaku: “Pimen Bi? Bisane mandeg?” artinya kanapa Bi? Kenapa berhenti? Aku: “Meng Ranjeng yuh Ti.” Atau ke Ranjeng Yuk. Tio tanpa basa basi langsung mengiyakan tawaranku. Kemudian aku tanya padanya bawa HP yang kameranya bagus ga? Dia ga bawa, bahkan ga punya HP yang kameranya bagus haha. Ide bagus pun muncul dari pikiran pendekku hehe. Imam, kamera Hpnya kan bagus. Back to school buat jemput Imam, Hamzah juga seklian di ajak, saranku ke Tio. Niat utamanya si biar bisa foto-foto pakai camera bagus hihi.
Langsung saja kupanggil mereka berdua dan langsung ku ungkapkan rencana Aku dan Tio. Coba tebak ekspresi mereka... Wajah Girang haha. Sip, niatku berhasil biar foto-foto ehehh. Langsung deh keluar area sekolah, aku boncengin Hamzah dan Iman di boncengin Tio.
Go to Hasbi’s Home.
Rumahku, Dk. Ratna Ds. Sigedong Kec . Bumijawa Kab. Tegal 52466, hehe kenapa kerumahku dulu? Iya, karena Telaga Ranjeng itu kalo dari sekolahku melewati desaku dulu. Jadi, mampir dulu lah kan Imam belum pernah ke rumahku. Katanya Imam pengen main ke rumahku dari dulu, maklum lah desaku kan desa Indah. Tak jarang juga bisa lihat Samudra Diatas Awan dan ada Pulau yang indah, Pulau G. Ciremai.
Di rumahku ga lama-lama karena udah cukup siang. Aku Cuma ambil uang buat beli bensin nanti di jalan. Yang sangat aku lupakan adalah tidak membawa bekal makanan. Aduuuh sudah pasti bakal kelaparan nanti. Baru kuingat harus bawa bekal setelah perjalanan 3 KM. Kenapa harus bawa bekal? Karena di sana kata Omku ga ada yang jual makanan. Ya sudahlah, toh Cuma ga makan beberapa jam =) .
Cuzz kita langsung meluncur ke selatan (arah Ranjeng memang ke selatan) dan kita harus naik bukit dulu. Sebelum bukit kita melewati desa Kalipedes, nama desa yang unik. Kalinya pun belum pernah aku cicipin mana yang pedesnya heheh.
Untuk sampai ke bukit itu, subhanallah nanjaknya ga karu-karuan gaes. Begitu sampai puncak nih, jalannya turun lagi. Kalau aku bisa mungkin akan kubuat terowongan aja biar Gokil haha. Oh iya gaes, dari kami berempat, ga ada yang pernah ke Ranjeng sebelumnya. Jadi rasa ga punya malu harus di tegakkan setegak-tegaknya, buat tanya di jalan =) . Maklum, kami kan anggota KCKP (komunitas cowo kece pemalu) haha sebenernya engga juga si. Cuma kadang malu-maluin hehe.
Pokoknya saran aku nih, kalo ada persimpangan jalan kalo belum tau mending tanya. Dari pada nyasar dan ga balik lagi? Di sini orangnya ramah-ramah tenang aja (promosi warga sendiri). Setelah masuk desa Gir Klanceng/Igir Klanceng, baru kita akan memasuki hutan pinus yang cukup lebat dengan trek jalan yang sudah mulai rusak. Ati-ati gaes, bagian bawah motor bisa mentok ke batu, kadang juga jalan berlumpur. Setelah melewati hutan yang cukup gelap, terbitlah terang hehe maksudnya hutannya udah mulai terbuka dan pikiran jadi lebih terang. 
setelah melewati hutan yang gelap
Sekitar jalan ada perkebunan para petani. Kebanyakan mereka menanam kentang. Ketangnya nih gaes, gede-gede. Jos banget buat di bikin keripik kentang haha (efek lapar jadi ngomongin makanan). Setelah jalan agak menurun, ada pertigaan, kita ambil yang kanan yaitu jalan dari cor-coran semen an kerikil.
Nah di jalan inilah aku menemukan Bunga Edelweis Jawa. Pada tau ga bunga Edelweis? Haha (ngledek) ga tau? Tanya deh sama yang tau!! Haha. Bunga Edelweis itu bunga di lindungi. Konon setelah di petik, bunga itu ga layu apalagi busuk. Ciyee Edelweis. Menurut Wikipedia gini nih, Edelweiss jawa (Javanese edelweiss) adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara.
Lanjut ke jalan, setelah sampai di akhir jalan cor-coran, kita harus ambil arah kiri. Beloknya agak putar balik. Jalanan di depan lebih sulit gaes, konsentrasi. Tapi buat kami konsentrasi adalah hal yang paling sulit. Kenapa? Kami suka bercanda banget gaes hehe. Dalam keadaan apapun, suka maupun duka, kenyang atau lapar, We Always Happy =) . Kembali ke jalan, di sini cukup lama nih perjalanan. Pokoknya total dari rumahku ke Ranjeng itu satu jam lebih lah.
Akhirnya kami mengakhiri mimpi buruk berkendara di jalan yang mirip sungai kering. Ada jalan aspal gaes, walaupun jelek =) . Dan 200 meter melewati jalan aspal kami sampai di surga. Surga dunia maksudnya heheh. Kebun teh super luas. Sumpah gaes keren banget. Aku sempat berfikir untuk camping di situ. Istirahat dulu, lemesin tangan yang udah super pegel. 100 meter dari kami berhenti sudah ada desa. Tapi kami belum tau Ranjeng udah deket atau masih jauh. Setelah lebih fresh kami lanjuti perjalanan melewati desa itu yang lupa namanya desa apa. Tanya deh di situ Ranjeng dimana? Kata orang yang kami tanya si masih kesana lagi terus mentok, belok kanan. Oke cekitdot. Terimakasih pak =) .
Kebun Teh
Sampai pertigaan, mentok. Belok kanan deh. Naik. Turun. Berliku. SAMPAIIII YEEE (ih lebay). Udah parkir motor, masuk gerbang ada orang yang jaga roti. Loh ngapai tuh orang jaga roti? Ternyata orang yang mengunjungi Ranjeng dapat memberi makan ikan-ikan disana dengan roti itu. Tapi aku ga beli. Tujuan aku kesitu ingin lihat Telaga, bukan memberi makan ikan.
ini penampakan Telag Ranjeng gaes
ini pelaku yang nyuci kaki dan kena marah hahah
Di pinggir telaga ada rumput yang mengapung. Kalau musim panas rumput itu bisa menahan beban kita. Kita bisa berjalan-jalan di atas rumput tersebut. Tapi jangan sekali-kali mencoba di musim hujan ya gaes kalo ga mau berenang sama ikan yang gedenya segede paha orang. Maaf-maaf nih, bukannya aku suka liatin paha loh ya haha. Cuma liat paha kalo di tivi orag main bola. Kadang kan pahanya kelihatan hehe. Tapi bener, ikannya segede paha. Ada ikan lele dan ikan mas. Konon ikannya ga boleh dimakan. Nanti kena sial. Tapi menurutku ya ga boleh di makan biar ga habis aja :/ .
Ranjeng
Puas-puasin deh kita foto-foto di situ. Terus nanti di sekolah di pamerin ke temen lain biar iri haha. Ada yang lucu namun menakutkan nih. Pas mau pulang kan kita berempat cuci kaki di pinggiran telaga. Eh orang yang jaga roti marah-marah ga jelas. Katanya nanti pulangnya kita bakal celaka, Na’udzubillah. Ga tau maksud orang itu apaan. Kami ma sebagai anak yang baik hati dan suka menabung nurut aja. Tapi sebelumnya kaki tetep di bersihin ya, kan mau pakai sepatu. Kemudian kami keluar dari area telaga dan lewat di depan bapak-bapak yang marah tadi dengan tatapan sinis heh.
Kebun Teh
Langsung deh kami naik motor dan kembali ke desa di atas. Buat beli bensin hehe. Iya di sana kita Cuma beli bensin dan keripik singkong seharga seribu rupiah masing-masing beli satu haha jaman susah ga bawa duit banyak juga. Sehabis keripik kami telan bulat-bulat haha kami berencana kembali foto-foto ria di kebun teh yang tadi. Kembali ke kebun teh aku bersyukur banget karena kebun tehnya belum pergi (eh stres nih). Karena lapar menyerang perut kami dan penghuninya (cacing perut) mulai nonjok-nonjok usus kami, pulanglah kami untuk makan-makan hehe. Di depan masih ada jalan yang lebih bisa dikatakan sungai kering yang harus kami lewati di tangah-tengah musibah yang sedang menimpa kami, LAPAR. Kuncinya biar lancar lewat jalan itu ya sabar dan ikhlas hehe.
di Jalan yang ada Edelweisnya. My Pose is jelekkk


Sampainya di jalan yang ada bunga Edelweisnya kami berhenti lagi. Istirahat. Lanjutkan!!! Karena di jalan ini nanjak banget gaes. Naik motor aja ngos-ngosan haha. Dan berlama-lama kemudian kami sampai juga di desa Gir Klanceng/Igir Klanceng. Bersyukur banget hati ini bisa selamat dari situ. Emang ada apa di situ? Ada jalan rusak haha. Melihat wajah Tio sepertinya DIA MULAI LAPAR... Mulai laparr, mulai laparr. “Ngebut aja yuk” Tio mengajak aku untuk lebih cepat lagi. Ayok, aku jawab setuju.

Hamzah-Tio-Imam
Skip>Skip kami udah sampai di rumahku. Ternyata ibu udah masak aja, banyak pula. Terimakasih Ibu :’) . Jam 14.00 wib baru deh mulai makan. Aha laparnya. Ternyata mereka lebih lapar, mereka bertiga makannya banyak gaes ahahah. Setelah makan-makan dan aku copy foto dari HP Imam, mereka bertiga pulang ke rumah masing-masing. Aku nganterin Imam. Dan Tio nganterin Hamzah.
Gitu ceritanya gaes, pertama kalinya aku ke Telaga Ranjeng. Ternyata ga jauh dari rumahku ada tempat indah yang wajib di kunjungi. Oh iya, Telaga ranjeng juga deket sama tempat wisata lainnya yaitu Kali Gua. Ada berbagai outbond dan ada wisata kebun teh serta Gua Jepang.
Sekian gaes, tengkiu yang udah baca post aku dan jangan sungkan ninggalin jejak di sini.

Wassalamu’alaikum

1 comment:

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com